Dewi Bulan |
Sejarah
Perkataan Tiong Chiu berasal dari kata Tiong berarti
tengah dan Chiu berarti musim rontok, jadi boleh dikatakan sebutan Tiong Chiu
arti secara harafiah berarti pertengahan musim rontok. Namun demikian
masyarakat lebih kenal dengan sembahyang Tiong Chiu Pia sebenarnya penyebutan
ini tidak tepat/salah kaprah namun kenyataan dalam kebiasaan masyarakat tetap
demikian.
Perayaan sembahyang kue bulan tahunan setiap tanggal
15 bulan delapan kalender Imlek. Pada hari itulah bulan
paling bulat dan paling terang sepanjang tahun, karena pada hari itu jarak
bulan dengan bumi dan bentuk kue yang bulat melambangkan terangnya bulan
menyinari bumi.
Bicara Tiong Chiu Pia dapat dibagi dalam tiga bagian
(1) Adat Sembahyang Dewi Bulan, (2) kisah Dewi Bulan, (3) Kue.
Pertama, sebelum Dinasty Qin 221-206 SM rakyat China
sudah mengenal tradisi/adat sembahyang Dewi Bulan yang dihubungkan dengan
posisi bulan bagi masyarakat untuk cocok tanam (agraris). Karena dianggapnya
sinar rembulan dapat memberikan kesuburan dalam ekosistem tanah bagi kaum
petani dan dimalam purnama memang bulan terterang sepanjang tahun juga diikuti
musim panen.
Kedua, menurut legenda zaman dahulu kala terdapat 10
matahari yang sangat mempengaruhi ekosistem bumi sehingga oleh Dewa Ho Yi
pemanah Jitu Khayangan/langit, dipanalah matahari hingga sisa satu. Peristiwa
ini Yi Wang Ta Tie (Tuhan) sangat malah dan menghukum HOYI dan istrinya Chang
Er dengan cara menjadikan pasangan ini menjadi masyarakat biasa/ hidup di
duniawi. Suatu hari mereka menemukan obat awet muda sepanjang masa dan dimakan
oleh istrinya Chang Er sehingga tubuhnya ringan dan terbang menuju bulan. Dari
sinilah asal muasal sembahyang Dewi Bulan.
Ketiga, kue Tiong Chiu Pia. Pada tahun 1206 M China
dijajah Mongolia pimpinan Tieh Mu Chen hingga tahun 1368 M berarti selama 89
China dijajah Mongolia. China berhasil merebut kembali dari Mongolia berkat
upaya kepala pengemis Zhu Yan Chang menjelang sembahyang Dewi Bulan mengedarkan
pesan-pesan dalam kue-kue agar pada malam purnama (Tiong Chiu) kita merebut
kekuasaan kembali dari tangan Mongolia dan ternyata berhasil bertepatan pada
tanggal 9 September 1368 M. Semenjak itulah kue Tiong Chiu mengalami
perkembangan hingga dewasa ini. Dan semenjak inilah berdirinya kerajaan pertama
di Tiongkok dengan sebutan Dinasty Ming (1368-1644 M). Masa kepemimpinan Tieh
Mu Chen 1206-1368 M oleh adiknya bernama Hu Pit Lei Han dinamai Dinasty Yan (1206-1368)
M.
Religius
Sembahyangan Tiong Chiu diselenggarakan pada tanggal
15 bulan delapan Imlek (Pue Gwee Cap Go) secara religius sebagai pernyataan
syukur kepada Malaikat Bumi (Too Ti Kong/Hok Tik Cing Sien). Penyambutan di
saat bulan purnama di pertengahan musim rontok di belahan bumi Utara. Saat itu
cuasa baik dan bulan nampak sangat cemerlang. Para petani sibuk dan gembira
karena berada di tengah musim panen. Maka musim itu dihayati sebagai saat-saat
yang penuh berkah Tuhan Yang Maha Esa lewat bumi yang menghasilkan berbagai
hasil bumi, sehingga malaikat Bumilah disembahyangi terutama bagi negara
agraris yang terdapat empat musim seperti Cina.
Pada saat purnama yang cemerlang itu dilakukan
sembahyang kepada Dewa Bumi sebagai pernyataan syukur atas berkah yang
diperoleh. Sebagai sajian khususnya ialah Tiong Chiu Pia yang melukiskan
rembulan juga melambangkan Dewa Bumi. Di dalam Upacara sembahyang Besar Tiong
Chiu hendaknya dihayati makna yang tersirat bahwa Tuhan Maha Besar, Maha
Pengasih dan segenap berkah karunia itu hendaknya mendorong dan meneguhkan
Iman, menjunjung dan memuliakan kebajikan karena makna Dewa Bumi membawakan
berkah atas kebajikan. Menghormati Dewa Bumi hendaknya mengingatkan pula kepada
Sabda Nabi Ie Ien yang berbunyi “sungguh milikilah yang satu-satunya, yaitu
“kebajikan”, Dialah yang benar-benar berkenan di hati Tuhan. Jangan berkata
Tuhan memihak kepadaku, hanya Tuhan senantiasa melindungi yang satu, yakni
kebajikan”.
Selain sembahyang Dewa Bumi, masyarakat justru banyak
yang sembahyang kepada Dewi Bulan di malam hari. Soal spiritual tidak ada yang
bisa menghalangi seseorang untuk menunaikan ibadah dan yang penting adanya niat
untuk memberikan kelurusan dalam hati dengan membuka pintu rohani menunaikan
ibadah untuk memberikan kenyamanan bathin bagi yang melaksanakannya. Justru
kemelian perayaan malam purnama adanya persembahyangan kepada Dewi Bulan Selain
sajian kue bulan juga bermakna mendoakan mendapatkan kecantikan bagaikan Dewi
Bulan sepanjang jagad yang disimbolkan dengan bedak untuk dipakai oleh para
pemuja.
Moon Cake |
Moon cake
Kotak biru
dengan gambar seorang dewi jelita tampil dengan apik. Isinya tak kalah menarik,
moon cake / kue bulan.
Dewi bulan yang mengantar legenda Mid-Autumn
festival atau festival musim gugur memang cocok menjadi gambaran kecantikan
kreasi kue bulan dari beberapa restaurant di hotel bintang yang ikut
merayakan moon cake festival.
Festival Bulan atau Festival kue bulan,
berlangsung pada malam bulan
purnama pertama selama 8 bulan pada kalender lunar. Festival tradisional
ini sebagian besar dari perayaan berpusat pada kekaguman
bulan, yang pada saat ini tahun biasanya bulat dan kuning, seperti
kuning telur
raksasa.
Berbagai
hotel berbintang di Indonesia setiap tahunnya menjelang perayaaan festival kue
bulan berlomba-lomba mengeluarkan kreasi kue bulan untuk menarik hati
pelanggannya. Dari inovasi dalam rasa, bentuk, sampai kemasan penghantar kue
bulan.
Cara pembuatan kue bulan di buat secara
hati-hati satu
persatu dengan tangan. Alat pencetaknya pun masih terbuat dari kayu yang
khas
traditional. Kue bulan biasa menggunakan kulit terbuat dari telur lalu
di
berikan isian sesuai rasa yang di inginkan. Baru kemudian adonan di
panggang. Bentuknya bulat dan warna cokelat keemasan dari hasil
panggangan.
Berbeda dengann kue bulan biasa, kue bulan
dengan snow
skin tidak di panggang. Di selimuti dengan kulit dari tepung beras.
Teksturnya lembut dan enak di makan dalam keadaan tidak panas. Rasa yang
tersedia adalah cokelat truffle yang di buat dari cokelat premium dari
swiss,
rasa durian, rasa teh hijau, rasa kacang merah, rasa wijen, dan rasa
talas. Aroma teh hijau terasa betul di lidah saat menggigit green tea
jelly moon cake. Namun saya rekomendasikan rasa jelly moon cake, rasa
manis dengan
aroma lemon yang asam, paduan yang menyegarkan lidah. Satu kue pun tak
cukup.
Harga untuk sekotak kue bulan mulai dari Rp
298.000 (++) tergantung jenis kue bulan dan ukurannya. Kue bulan tersedia
sampai tanggal 30 september 2012 di berbagai hotel bintang dan toko-toko lainnya.
Untuk merasakan perayaan festival kue bulan, bagaimana
kalau menikmati kue bulan dengan secangkir teh sambil menatap bulan yang terang di tepian
danau bersama pasangan atau keluarga tercinta anda. Apalagi bila anda menikmati bulan purnama tepat pada tanggal 30 september 2012. Sungguh perayaan yang takkan terlupakan untuk festival mooncake tahun ini.
ol