Rabu, 9 Mei 2012 pesawat Sukhoi Superjet- 100 (SSJ-100) yang sedang melakukan demo terbang (Joy Flight) yang untuk pertama kalinya datang di Indonesia. Sukhoi sebenarnya hanya di kenal sebagai nama pesawat tempur canggih yang di produksi Rusia dan sering tampil hampir setiap Airshow pada berbagai pentas global. Tahun 2010 lalu di Fanborough Airshow penandatangan kontrak pembelian SSJ-100 oleh Kartika Airlines yang mengundang banyak perhatian kalangan penerbangan International.
Agak mengherankan serta mengundang tanya saat muncul pesawat bernama Sukhoi yang ternyata berwujud pesawat angkut yang sekilas terlihat sebagai pesawat B-737. SSJ-100 ternyata adalah pesawat angkut modern buatan Rusia yang mampu membawa 95 penumpang. Pesawat SSJ-100 ini merupakan proyek besar Sukhoi Civil Aircraft yang di subsidi Pemerintah Rusia, bekerja sama dengan Boeing Aircraf Company, Amerika Serikat.
Bernaung di bawah long-term cooperation agreement, Sukhoi dan Boeing merancang pesawat angkut lain di pasar global. Dalam menghadapi tantangan inilah SSJ-100 kemudian mengalami penanganan khusus dalam perkembangan produksinya. Engine yang di gunakan adalah sebuah mesin yang patut di andalkan, merupakan produksi bersama antara Rusian Saturn dengan French Snecma. Di bawah bendera Power Jet, mesin hasil karya kerja sama Rusia-Prancis ini bahkan telah dapat mencapai tingkat kebisingan minimal yang lebih rendah dari persyaratan serta kadar emisi gas buangnya yang juga lebih memuaskan dari apa yang di persyaratkan ICAO. Sementara peralatan elektronik dan navigasi pesawat di kerjasamakan dengan Thales Prancis. Sejak semula SSJ-100 memang telah di bangun dengan semaksimal mungkin untuk dapat memenuhi semua persyaratan dunia penerbangan barat. Kehadiran SSJ-100 ini di maksudkan untuk dapat segera mengganti pesawat-pesawat tua di Rusia seperti TU-134 dan Yak-42. Di panggung International SSJ-100 di harapkan akan mampu bersaing dengan Embraer E-Jets dan CRJ Bombardier.
TAKE OFF DARI BANDARA HALIM 14.21 WIB
Pagi itu di Halim, pesawat SSJ-100 yang di parkir dengan gagahnya di pelataran apron di percaya merupakan satu dari dua prototipe SSJ-100 milik pabrik Sukhoi. Pesawat dengan serial Number 95004 itu tengah melaksanakan sales and marketing promotion tour ke Indonesia. Sebelumnya pesawat tersebut telah mengunjungi Myanmar, Pakistan, dan Kazakhstan. Rencananya setelah Indonesia SSJ-100 akan meluncur ke Laos dan Vietnam. Pesawat Sukhoi Superjet 100 berbendera Rusia yang hilang kontak di
daerah Bogor, Jawa Barat, baru berangkat dari Bandara Halim
Perdanakusuma, Jakarta Timur. Hal itu disampaikan Kadispen Lanud Halim Perdanakusuma Mayor Geraldus Maliti.
"Pesawat itu take off dari Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 14.21 WIB ke arah Bogor," Sungguh sangat di sayangkan, justru pagi hari yang cerah tersebut , SJ-100 pada penerbangan demo sorti kedua mengalami musibah dengan 46 orang di dalamnya, Humas Deplu Bambang S Ervan memastikan ada sejumlah wartawan di antaranya, fotografer senior Majalah Angkasa Didik Yusuf dan wartawan
senior majalan itu Dodi Aviantara. Selain itu, tercatat dua wartawan
Trans TV Aditya Sukardi dan Ismiyati juga ikut dalam penerbangan
tersebut. Termasuk delapan awak pesawat berkebangsaan Rusia. Pengawas lalu lintas udara melaporkan bahwa tidak lama sebelum menara pengawas kehilangan kontak, 20 menit sebelum Take Off, Pilot meminta izin untuk turun ke 6.000 ft dari ketinggian 10.000 ft.
Di layar radar terlihat izin turun di berikan, pesawat berbelok ke kanan, menukik turun dan segera lenyap dari pantauan radar pada ketinggian 6.200 ft. Kawasan tersebut berada di lereng terjal dari Gunung Salak yang berjarak 100-120 km dari jakarta. Beberapa saksi mata mengatakan cuaca di sekitar kejadian tidak begitu bagus, berawan gelap. Perkiraan sementara pesawat membentur lereng gunung salak yang terjal tersebut.
Belum lagi kita bicara soal vegetasi yang ada di dekat lokasi kecelakaan. Tegakan pohon begitu rapat, sehingga sulit untuk bisa diterabas oleh manusia. Dibutuhkan peralatan yang lebih lengkap agar proses evakuasi bisa berjalan lebih cepat. Namun tim yang ditugaskan melakukan operasi evakuasi tidak mengeluh terhadap keadaan. Meski cuaca sering menghadang, mereka tidak mudah untuk menyerah. Mereka berupaya untuk melakukan yang terbaik agar bisa secepat mungkin mengevakuasi para korban.
Salah satu komandan regu, Tim Charlie, Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Sersan Satu Abdul Haris menggambarkan betapa sulitnya proses evakuasi. Tim yang menuruni tebing dengan ketinggian hingga 500 meter, untuk mengevakuasi korban, bahkan terpaksa harus bermalam di tebing. Tidur bergelantungan di tali. Mereka melakukan itu karena memang tidak ada pilihan lain untuk bisa bertahan. Di tengah dinginnya udara gunung, mereka terus bekerja untuk membawa seluruh korban kecelakaan pesawat. Bagi kita yang tidak mengenal kawasan Gunung Salak, memang sulit untuk bisa membayangkan bahwa medan yang dihadapi begitu sulitnya. Untuk berjalan dari pusat komando terdekat hingga lokasi kecelakaan dibutuhkan waktu sekitar delapan jam.
Beberapa wartawan yang mencoba ikut tim evakuasi bisa merasakan langsung beratnya medan yang harus dilalui. Bahkan dua wartawan sempat tersesat dan baru keesokan harinya ditemukan. Hal itu semakin mengofirmasikan bahwa memang tidak mudah untuk melakukan proses evakuasi. Mereka bertaruh nyawa di garis depan. Di hutan yang merangas. Di tebing yang curam. Dan lembah yang dalam. Musuh mereka bukan cuma medan yang susah, tapi juga cuaca yang buruk. Kawasan sekitar Gunung Salak itu kerap kali ditutup awan. Juga hujan yang mengguyur deras.
Kita sungguh menghargai dukungan moral yang juga diberikan masyarakat. Di banyak tempat warga melakukan doa khusus bagi para korban kecelakaan pesawat. Mulai dari anak-anak sekolah dasar hingga masyarakat umum, semua terpanggil untuk menyampaikan doa.
Inilah potret solidaritas sosial yang luar biasa. Inilah kebersamaan yang harus terus bisa kita tumbuhkan. Ketika ada saudara-saudara yang sedang dalam kemalangan, kita harus mau membantu meringankan beban mereka. Seperti para prajurit Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, Basarnas, Tagana, BNPB, PMI, Organisasi kemasyarakatan,dan lainnya. Mereka terpanggil untuk memberikan pertolongan yang dibutuhkan. Tanpa meminta pamrih mereka mengerjakan dengan sepenuh hati, upaya pengevakuasian para korban kecelakaan pesawat Sukhoi. Kita harus akui mereka telah mengerjakan sesuai dengan kemampuan terbaik yang mereka miliki. Selama tiga hari ini, mereka telah bekerja siang dan malam untuk mengevakuasi semua korban kecelakaan pesawat. Dan mereka akan terus bekerja sampai semua tugas selesai dikerjakan.
Tim SAR untuk kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet 100 merupakan pahlawan yang sesungguhnya. Kerja yang mereka lakukan mengharumkan nama bangsa. Di tengah perhatian dunia terhadap kecelakaan yang terjadi, semua akan mengakui bahwa tim SAR kita telah bekerja dengan profesional. Bayangkan sepanjang hari Sabtu entah berapa sortie pesawat yang bolak-balik untuk membawa jenazah para korban. Setidaknya ada 16 kantong jenazah yang dikirimkan ke RS Polri di Kramat Jati untuk selanjutnya diidentifikasi. Profesionalisme yang diperlihatkan tim SAR dan bagaimana penanganan jenazah yang dilakukan di Bandara Halim Perdanakusuma dan RS Polri membuat kita berbangga hati. Ternyata kita mampu mengerjakan tugas yang begitu sulit dengan baik. Prestasi ini harus dipertahankan dan menjadi model dalam penanganan musibah-musibah lainnya.
Pesawat SSJ-100 sendiri memiliki perlengkapan elektronik Traffic Collision Avoidance System (TCAS) alias sistem yang bisa mendeteksi bila pesawat itu akan mengalami tumbukan dengan pesawat atau obyek lain. Sistem avionik SSJ 100 juga memiliki keunggulan keselamatan penerbangan dan kehandalan yang tinggi yang dapat memberikan sinyal tanda bahaya bila pesawat pada posisi berbahaya akan menabrak gunung.
Lalu apa sebenarnya yang telah terjadi?
Kita tentunya ikut berduka atas musibah yang di alami para penumpang SSJ-100. Semua pihak sangat terpukul oleh kejadian yang menggenaskan ini. Rasa sedih dan turut berduka yang mendalam teriring mengantar sapa bagi seluruh keluarga yang di tinggalkan untuk di kuatkan imannya dalam menghadapi cobaan berat serta doa di panjatkan kepada Yang Maha Esa agar seluruh korban di terima di sisinya , sesuai dengan amal ibadah yang di jalankan selama di dunia.
ol