Laman

Senin, 14 Mei 2012

TRAGEDI SUKHOI SUPERJET-100


Rabu, 9 Mei 2012  pesawat Sukhoi Superjet- 100 (SSJ-100) yang sedang melakukan demo terbang (Joy Flight) yang untuk pertama kalinya datang di Indonesia. Sukhoi sebenarnya hanya di kenal sebagai nama pesawat tempur canggih yang di produksi Rusia dan sering tampil hampir setiap Airshow pada berbagai pentas global. Tahun 2010 lalu di Fanborough Airshow penandatangan kontrak pembelian SSJ-100 oleh Kartika Airlines yang mengundang banyak perhatian kalangan penerbangan International.

Agak mengherankan serta mengundang tanya saat muncul pesawat bernama Sukhoi yang ternyata berwujud pesawat angkut yang sekilas terlihat sebagai pesawat B-737.  SSJ-100 ternyata adalah pesawat angkut modern buatan Rusia yang mampu membawa 95 penumpang. Pesawat SSJ-100 ini merupakan proyek besar Sukhoi Civil Aircraft yang di subsidi Pemerintah Rusia, bekerja sama dengan  Boeing Aircraf Company, Amerika Serikat.

Bernaung di bawah long-term cooperation agreement, Sukhoi dan Boeing merancang pesawat angkut lain di pasar global. Dalam menghadapi tantangan inilah SSJ-100 kemudian mengalami penanganan khusus dalam perkembangan produksinya. Engine yang di gunakan adalah sebuah mesin yang patut di andalkan, merupakan produksi bersama antara Rusian Saturn dengan French Snecma. Di bawah bendera Power Jet, mesin hasil karya kerja sama Rusia-Prancis ini bahkan telah dapat mencapai tingkat kebisingan minimal yang lebih rendah dari persyaratan serta kadar emisi gas buangnya yang juga lebih memuaskan dari apa yang di persyaratkan ICAO. Sementara peralatan elektronik dan navigasi pesawat di kerjasamakan dengan Thales Prancis. Sejak semula SSJ-100 memang telah di bangun dengan semaksimal mungkin untuk dapat memenuhi semua persyaratan dunia penerbangan barat. Kehadiran SSJ-100 ini di maksudkan untuk dapat segera mengganti pesawat-pesawat tua di Rusia seperti TU-134 dan Yak-42. Di panggung International SSJ-100 di harapkan akan mampu bersaing dengan Embraer E-Jets dan CRJ Bombardier. 

TAKE OFF DARI BANDARA HALIM 14.21 WIB 

Pagi itu di Halim, pesawat SSJ-100 yang di parkir dengan gagahnya di pelataran apron di percaya merupakan satu dari dua prototipe SSJ-100 milik pabrik Sukhoi. Pesawat dengan serial Number 95004 itu tengah melaksanakan sales and marketing promotion tour ke Indonesia. Sebelumnya pesawat tersebut telah mengunjungi Myanmar, Pakistan, dan Kazakhstan. Rencananya setelah Indonesia SSJ-100 akan meluncur ke Laos dan Vietnam. Pesawat Sukhoi Superjet 100 berbendera Rusia yang hilang kontak di daerah Bogor, Jawa Barat, baru berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Hal itu disampaikan Kadispen Lanud Halim Perdanakusuma Mayor Geraldus Maliti.  "Pesawat itu take off dari Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 14.21 WIB ke arah Bogor,"  Sungguh sangat di sayangkan, justru pagi hari yang cerah tersebut , SJ-100 pada penerbangan demo sorti kedua mengalami musibah dengan 46 orang di dalamnya, Humas Deplu Bambang S Ervan memastikan ada sejumlah wartawan di antaranya, fotografer senior Majalah Angkasa Didik Yusuf dan wartawan senior majalan itu Dodi Aviantara. Selain itu, tercatat dua wartawan Trans TV Aditya Sukardi dan Ismiyati juga ikut dalam penerbangan tersebut. Termasuk delapan awak pesawat berkebangsaan Rusia. Pengawas lalu lintas udara melaporkan bahwa tidak lama sebelum menara pengawas kehilangan kontak, 20 menit sebelum Take Off, Pilot meminta izin untuk turun ke 6.000 ft dari ketinggian 10.000 ft.

Di layar radar terlihat izin turun di berikan, pesawat berbelok ke kanan, menukik turun dan segera lenyap dari pantauan radar pada ketinggian 6.200 ft. Kawasan tersebut berada di lereng terjal dari Gunung Salak yang berjarak 100-120 km dari jakarta. Beberapa saksi mata mengatakan cuaca di sekitar kejadian tidak begitu bagus, berawan gelap. Perkiraan sementara pesawat membentur lereng gunung salak yang terjal tersebut.

Kita pantas memberikan jempol kepada Tim Research and Rescue yang bekerja untuk mencari dan mengevakuasi para korban kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet-100 di Gunung Salak. Di tengah medan yang begitu berat, mereka berupaya untuk bisa secepat mungkin mengevakusai para korban. Memang sempat muncul kesan terlalu lambannya proses evakuasi yang terjadi. Bayangkan setelah tiga hari kecelakaan terjadi belum juga bisa dilakukan evakuasi terhadap korban. Dengan begitu lambannya bantuan yang diberikan, bagaimana lalu korban yang masih hidup bisa tetap bertahan. Setelah kita melihat dari dekat medan yang dihadapi, memang harus dikatakan bahwa kecelakaan terjadi di lokasi yang sangat sulit. Pesawat rupanya menabrak salah satu bagian tebing gunung, yang tingkat kemiringannya 85 derajat dan kedalaman dari titik terjadinya benturan ke dasar lembah bisa lebih dari 500 meter.

Belum lagi kita bicara soal vegetasi yang ada di dekat lokasi kecelakaan. Tegakan pohon begitu rapat, sehingga sulit untuk bisa diterabas oleh manusia. Dibutuhkan peralatan yang lebih lengkap agar proses evakuasi bisa berjalan lebih cepat. Namun tim yang ditugaskan melakukan operasi evakuasi tidak mengeluh terhadap keadaan. Meski cuaca sering menghadang, mereka tidak mudah untuk menyerah. Mereka berupaya untuk melakukan yang terbaik agar bisa secepat mungkin mengevakuasi para korban.

Salah satu komandan regu, Tim Charlie, Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Sersan Satu Abdul Haris menggambarkan betapa sulitnya proses evakuasi. Tim yang menuruni tebing dengan ketinggian hingga 500 meter, untuk mengevakuasi korban, bahkan terpaksa harus bermalam di tebing.  Tidur bergelantungan di tali.  Mereka melakukan itu karena memang tidak ada pilihan lain untuk bisa bertahan. Di tengah dinginnya udara gunung, mereka terus bekerja untuk membawa seluruh korban kecelakaan pesawat. Bagi kita yang tidak mengenal kawasan Gunung Salak, memang sulit untuk bisa membayangkan bahwa medan yang dihadapi begitu sulitnya. Untuk berjalan dari pusat komando terdekat hingga lokasi kecelakaan dibutuhkan waktu sekitar delapan jam.

Beberapa wartawan yang mencoba ikut tim evakuasi bisa merasakan langsung beratnya medan yang harus dilalui. Bahkan dua wartawan sempat tersesat dan baru keesokan harinya ditemukan. Hal itu semakin mengofirmasikan bahwa memang tidak mudah untuk melakukan proses evakuasi. Mereka bertaruh nyawa di garis depan.  Di hutan yang merangas. Di tebing yang curam. Dan lembah yang dalam. Musuh mereka bukan cuma medan yang susah, tapi juga cuaca yang buruk. Kawasan sekitar Gunung Salak itu kerap kali ditutup awan. Juga hujan yang mengguyur deras.

Kita sungguh menghargai dukungan moral yang juga diberikan masyarakat. Di banyak tempat warga melakukan doa khusus bagi para korban kecelakaan pesawat. Mulai dari anak-anak sekolah dasar hingga masyarakat umum, semua terpanggil untuk menyampaikan doa.


Inilah potret solidaritas sosial yang luar biasa. Inilah kebersamaan yang harus terus bisa kita tumbuhkan. Ketika ada saudara-saudara yang sedang dalam kemalangan, kita harus mau membantu meringankan beban mereka. Seperti para prajurit Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, Basarnas, Tagana, BNPB, PMI, Organisasi kemasyarakatan,dan lainnya. Mereka terpanggil untuk memberikan pertolongan yang dibutuhkan. Tanpa meminta pamrih mereka mengerjakan dengan sepenuh hati, upaya pengevakuasian para korban kecelakaan pesawat Sukhoi. Kita harus akui mereka telah mengerjakan sesuai dengan kemampuan terbaik yang mereka miliki. Selama tiga hari ini, mereka telah bekerja siang dan malam untuk mengevakuasi semua korban kecelakaan pesawat. Dan mereka akan terus bekerja sampai semua tugas selesai dikerjakan.


Tim SAR untuk kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet 100 merupakan pahlawan yang sesungguhnya. Kerja yang mereka lakukan mengharumkan nama bangsa. Di tengah perhatian dunia terhadap kecelakaan yang terjadi, semua akan mengakui bahwa tim SAR kita telah bekerja dengan profesional. Bayangkan sepanjang hari Sabtu entah berapa sortie pesawat yang bolak-balik untuk membawa jenazah para korban. Setidaknya ada 16 kantong jenazah yang dikirimkan ke RS Polri di Kramat Jati untuk selanjutnya diidentifikasi. Profesionalisme yang diperlihatkan tim SAR dan bagaimana penanganan jenazah yang dilakukan di Bandara Halim Perdanakusuma dan RS Polri membuat kita berbangga hati. Ternyata kita mampu mengerjakan tugas yang begitu sulit dengan baik. Prestasi ini harus dipertahankan dan menjadi model dalam penanganan musibah-musibah lainnya.  


Pesawat SSJ-100 sendiri memiliki perlengkapan elektronik Traffic Collision Avoidance System (TCAS) alias sistem yang bisa mendeteksi bila pesawat itu akan mengalami tumbukan dengan pesawat atau obyek lain. Sistem avionik SSJ 100 juga  memiliki keunggulan keselamatan penerbangan dan kehandalan yang tinggi yang dapat memberikan sinyal tanda bahaya bila pesawat pada posisi berbahaya akan menabrak gunung. 

Lalu apa sebenarnya yang telah terjadi?  

Kita tentunya ikut berduka atas musibah yang di alami para penumpang SSJ-100. Semua pihak sangat terpukul oleh kejadian yang menggenaskan ini. Rasa sedih dan turut berduka yang mendalam teriring mengantar sapa bagi seluruh keluarga yang di tinggalkan untuk di kuatkan imannya dalam menghadapi cobaan berat serta doa di panjatkan kepada Yang Maha Esa agar seluruh korban di terima di sisinya , sesuai dengan amal ibadah yang di jalankan selama di dunia. 


ol






Senin, 07 Mei 2012

Waisak 2556 BE


  
Salah satu hari besar agama Buddha adalah hari Trisuci Waisak yang merupakan hari Raya paling besar dan paling bermakna bagi umat Buddha. Kata “Waisak” sendiri berasal dari bahasa Pali “Vesakha” atau di dalam bahasa Sansekerta disebut “Vaisakha”. Nama “Vesakha” sendiri diambil dari bulan dalam kalender buddhis yang biasanya jatuh pada bulan Mei kalender Masehi.

Namun, terkadang hari Waisak jatuh pada akhir bulan April atau awal bulan Juni. Hari Raya Waisak sendiri dikalangan umat Buddha sering disebut dengan hari raya Trisuci Waisak. Keputusan merayakan Trisuci ini di nyatakan 
dalam konferensi persaudaraan Buddhis Sedunia ( World Fellowship Of Buddhist ) yang pertama di Srilangka pada tahun 1950.  Disebut demikian karena Waisak memperingati tiga peristiwa penting yang semuanya terjadi di bulan Vesakha dan pada waktu yang sama yaitu tepat saat bulan purnama.

Tiga peristiwa penting itu adalah :
          1. Kelahiran Pangeran Sidharta
         
     Pangeran Sidharta  adalah Putra seorang Raja yang bernama Raja Sudodhana dan seorang Permaisuri yang bernama Ratu Mahamaya. Pangeran Sidharta lahir kedunia sebagai seorang Bodhisatva ( Calon Buddha, Calon Seseorang yang akan mencapai Kebahagiaan Tertingggi ). Beliau Lahir di taman Lumbini pada tahun 623 Sebelum Masehi       
    
      2.  Pencapaian Penerangan Sempurna
       

Pangeran Sidharta tidak pernah keluar dari istana, pada usia 29 tahun beliau pergi meninggalkan Istana dan pergi menuju Hutan untuk mencari Kebebasan dari USIA TUA, SAKIT, dan MATI. Kemudian Pada saat Purnama Sidhi di bulan Waisak Pertapa Sidharta mencapai Penerangan Sempurna dan mendapat gelar SANG BUDDHA.

3.Pencapaian Parinibbana
 

Ketika usia 80 tahun Sang Buddha Wafat atau PARINIBBANA di Kusinara. Semua mahkluk memberikan penghormatan kepada Sang Buddha dan begitu juga Para anggota Sanggha , mereka bersujud sebagai tanda penghormatan terakhirnya kepada Sang Buddha.
“ Sang Buddha lahir,pencapaian dan meninggal di tanggal,bulan dan tahun yang sama”.

Biasanya pada hari waisak, umat Buddha merayakannya dengan pergi ke vihara dan melakukan ritual puja-bhakti. Harus dimengerti bahwa umat Buddha melaksanakan ritual puja-bhakti adalah bertujuan untuk mengingat kembali ajaran sang Buddha dan melaksanakan ajaran yang telah diajarkan oleh Sang Buddha.

Bagi umat Buddha, hal tersebut berarti menaati peraturan moral, seperti menghindari pembunuhan makhluk hidup, mencuri, berbuat asusila, berbohong ( menghina / memfitnah bhiksu ) dan mabuk-mabukkan. yang kita kenal dengan Pancasila Buddhis. Selain kelima larangan tersebut, umat Buddha ketika hari Waisak biasanya mengembangkan cinta-kasih dengan cara membantu fakir-miskin atau mereka yang membutuhkan, melepas hewan (biasanya burung) sebagai simbol cinta-kasih dan penghargaan terhadap lingkungan, serta merenungkan segala perbuatan yang telah dilakukan apakah baik atau buruk sehingga diharapkan di masa mendatangkan tidak mengulangi perbuatan yang buruk yang dapat merugikan.
Dalam agama Buddha kata etika sering pula dijelaskan dengan kata Sila. Dan yang dimaksud dengan etika dalam bahasa Indonesia adalah kesusilaan yang berarti hal-hal yang berkenaan dengan perbuatan baik. Dalam agama Buddha sila merupakan dasar utama dalam pelaksanaan ajaran agama, mencakup semua prilaku dan sifat-sifat baik, yang termasuk ajaran moral dan etika.

Pada saat Sang Buddha akan mangkat, beliau menyampaikan pesan terakhirnya kepada muridnya Y.A Ananda “Apapun Dhamma dan Vinaya yang telah Kuajarkan dan Kunyatakan, hal ini akan menjadi guru kalian kelak”.
Sang Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Utama ( Empat Kesunyataan Mulia ) ialah :
a.       Hidup adalah penderitaan (dukkha)
b.      Sebab penderitaan timbul karena keinginan/tanha (Dukkha Nirodha)
c.       Berhentinya penderitaan hanya dapat diatasi dengan memadamkan keinginan (dukkha Samudaya).
d.      Jalan menuju berhentinya penderitaan dengan memadamkan keinginan.

Memadamkan keinginan hanya terlaksana dengan perbuatan moral serta disiplin hidup dan mencapai puncaknya pada konsentrasi dan meditasi. Untuk mengikis habis sebab penderitaan Sang Buddha memberikan cara-cara terbaik yang dinamakan “Jalan Utama Beruas Delapan“ atau "Ariya Atthangika Magga" yang merupakan Way of life seorang Buddhis, terdiri dari :
a.       Pandangan benar (samma-ditthi)
b.      Pikiran benar (samma-sankhapa)
c.       Ucapan benar (samma-vacca)
d.      Perbuatan benar (samma-kamanta)
e.       Mata pencaharian benar (samma-ajiva)
f.       Daya upaya benar (samma-vayama)
g.      Perhatian benar (samma-sati)
h.      Konsentrasi benar (samma-samadhi)

Sebagai salah satu sutta yang keseluruhannya mengandung sila atau etika untuk dilaksanakan umat Buddha.  Merupakan ajaran sila tahap pertama untuk mencapai kehidupan surga dan tahap selanjutnya untuk perkembangan spiritual atau tahap untuk mencapai penerangan sempurna. 

Sidharta Gautama sudah membuktikan bagaimana ketenangan hidup tercapai ketika kita mampu menjauhi nafsu duniawi. Pilihan untuk meninggalkan segala kemewahan hidup yang di miliki, membawa Sidharta Gautama tidak lagi tergoda oleh ketamakan dan kerakusan.


Ajaran Buddha yang di bawa Sidharta Gautama mengajak pengikutnya untuk menebarkan cinta kasih dan semangat membantu sesama. Kita tidak pernah akan merugikan ketika menolong orang membutuhkan bantuan. Bahkan kita akan merugi ketika menelantarkan mereka yang sedang menderita.

Buddha sangat menjauhi kekerasan, karena itu menimbulkan penderitaan bagi orang lain. Buddha selalu menerima segala perlakuan kasar kepada dirinya tanpa mau membalas, karena ia tahu bahwa mereka yang berlaku  kasar tidak tahu bahwa ia sedang melukai dirinya sendiri.

Ketua Umum DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) sekaligus Ketua Umum Panitia Waisak Nasional Indonesia 2556 BE/2012 Siti Hartati Murdaya berharap Waisak dijadikan sebagai momentum umat Buddha mengikuti jejak Sang Budha Gautama saat berjuang melawan hawa nafsu. "Pada intinya, melawan hawa nafsu sang ego karena sang "aku" inilah sumber malapetaka dan segala penderitaan lahir dan batin".
  
Waisak 2556 

kapankah manusia terbebas dari tantha ?
sehingga terbebas dari samsara
sang buddha mencoba mencari jawab
belajar memahami akar penyebab

berabad-abad waktu berlalu
dan dhammanya melintas waktu
namun manusia tetaplah alpa
terjebak pada pusaran karma

kini di malam purnama sidhi
saatnya kita menilik diri
belajar dan membuka hati
khusyuk dalam heningnya samadhi

selamat merayakan waisak
kembali pada heningnya nurani
yang tulus bersih dan murni

Akhirnya satu harapan besar dari hari Waisak tersebut adalah merenungi segala perbuatannya dan setiap saat selalu hidup dengan rasa cinta kasih tanpa kebenciaan , seperti yang tertulis di dalam Dhammapada,
 “ Kebencian tidak akan selesai jika di balas dengan kebencian , tetapi hanya dengan  memaafkan dan memberi cinta kasihlah maka kebenciaan akan lenyap”.

Selamat  Hari Tri Suci Waisak 2556 BE  kepada seluruh umat buddha yang jatuh pada tanggal 6 mei 2012.

ol