Tentara
Nasional Indonesia (TNI) lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang berambisi untuk menjajah
Indonesia kembali melalui kekerasan senjata. TNI merupakan perkembangan
organisasi yang berawal dari Badan Keamanan Rakyat (BKR). Selanjutnya pada
tanggal 5 Oktober 1945 menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan untuk
memperbaiki susunan yang sesuai dengan dasar militer international, dirubah
menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).
Dalam perkembangan selanjutnya usaha pemerintah untuk menyempurnakan tentara kebangsaan terus berjalan, seraya bertempur dan berjuang untuk tegaknya kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. Untuk mempersatukan dua kekuatan bersenjata yaitu TRI sebagai tentara regular dan badan-badan perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden mengesyahkan dengan resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Upaya menyatukan organisasi angkatan perang dan
Kepolisian Negara menjadi organisasi Angkatan Bersenjata Republika Indonesia
(ABRI) pada tahun 1962 merupakan bagian yang penting dari sejarah TNI pada
dekade tahun enampuluhan.
Menyatunya kekuatan Angkatan Bersenjata di bawah satu
komando, diharapkan dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan
perannya, serta tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan kelompok politik
tertentu. Namun hal tersebut menghadapi berbagai tantangan, terutama dari
Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai bagian dari komunisme internasional yang
senantiasa gigih berupaya menanamkan pengaruhnya ke dalam tatanan kehidupan
bangsa Indonesia termasuk ke dalam tubuh ABRI melalui penyusupan dan pembinaan
khusus, serta memanfaatkan pengaruh Presiden/Panglima Tertinggi ABRI untuk
kepentingan politiknya.
Peran, Fungsi dan Tugas TNI (dulu ABRI) juga mengalami
perubahan sesuai dengan Undang-Undang Nomor: 34 tahun 2004. TNI berperan
sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya
berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara. TNI sebagai alat pertahanan
negara, berfungsi sebagai: penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan
ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa, penindak terhadap setiap bentuk ancaman
sebagaimana dimaksud di atas, dan pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang
terganggu akibat kekacauan keamanan.
Tugas pokok
TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara. Tugas pokok itu dibagi 2(dua) yaitu: operasi militer untuk
perang dan operasi militer selain perang.
5 Oktober 2012 Bandara Halim Perdanakusuma penjagaan
diperketat, mengingat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menjadi inspektur
upacara dalam peringatan HUT Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke- 67. Kegiatan HUT ke-67 TNI tahun ini dilaksanakan secara sederhana
namun tidak mengurangi kehikmatan hari jadi TNI, dimana di usia yang ke-67 ini
profesionalisme TNI dituntut untuk dapat menuntaskan segala tugas dan tanggung
jawab yang diembankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bidang
Pertahanan Negara. Upacara kali ini diikuti oleh seluruh Angkatan Darat, Laut,
dan Udara serta Pegawai Negeri Sipil TNI wilayah Lhokseumawe.
HUT TNI ke-67 diwarnai aksi sejumlah alat utama
sistem senjata (alutsista baru). Gladi bersih sudah dimulai sejak pukul 08.00
WIB, dibuka dengan devile dari ribuan pasukan TNI. Berbagai macam Alutsista TNI
juga dipamerkan dalam gladi bersih tersebut. Di antaranya pesawat TNI AU Super
Tucano yang baru dibeli dari Brazil, serta berbagai jenis tank. Dalam
gladi bersih tersebut, atraksi dari tim dynamic pegasus TNI AU yang paling
banyak menyedot perhatian pengunjung. Lima helikopter colibri terbang rendah
dan juga melakukan manuver saling berhadapan di langit Halim
Perdanakusuma. Atraksi selanjutnya adalah terjun free fall dari gabungan
tiga matra. Terjun free fall tersebut dilakukan pada ketinggian 8000 feet.
Penerjun wanita juga terlibat dalam aksi ini. Sebanyak 600 pasukan dari Lintas
Udara Brigif 17 TNI AD juga melakukan atraksi terjun payung.
Sedangkan Gladi resik dilakukan pada 3/10/2012,
dengan menampilkan pesawat tempur Super Tucano buatan Brazil. Ribuan personel Tentara Nasional Indonesia
(TNI) dari tiga matra Angkatan Darat, Laut dan Udara terlibat dalam gladi
bersih jelang perayaan HUT TNI ke-67 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, alutsista yang ditampilkan
relatif baru. Tidak semua alutsista ditampilkan. TNI menampilkan alutsista yang
relatif baru yaitu yang dibeli di antara tahun 2010 sampai 2012. Alutsista baru
TNI sampai kini belum sepenuhnya dapat mencapai tingkat standar kemampuan
penangkalan. Adapun, alutsista baru yang akan unjuk gigi pada HUT TNI ke-67 adalah pesawat tempur Super
Tucano buatan Brazil, Heli EC-120B, Sukhoi, Mi-17, Mi-35 serta Nbell-412. Untuk
Leopard tidak dapat ditampilkan karena akan datang pada November nanti.
Ditampilkannya sejumlah alutsista baru merupakan bentuk apresiasi terhadap pemerintah dan DPR yang telah menaikkan anggaran TNI. Naiknya anggaran menunjukkan adanya perhatian lebih dalam peremajaan Alutsista TNI. Secara bertahap, anggaran pertahanan negara mengalami kenaikan dalam RAPBN 2012 sebesar Rp 64,4 triliun. Angka tersebut direncanakan akan kembali naik pada tahun 2013 sebesar Rp 77,7 triliun. Tentunya, secanggih apapun alutsista kalau tanpa didasari sumber daya manusia TNI yang mumpuni tidak ada gunanya. TNI selain meningkatkan kualitas alutsista juga akan meningkatkan profesionalitas prajurit.
Ditampilkannya sejumlah alutsista baru merupakan bentuk apresiasi terhadap pemerintah dan DPR yang telah menaikkan anggaran TNI. Naiknya anggaran menunjukkan adanya perhatian lebih dalam peremajaan Alutsista TNI. Secara bertahap, anggaran pertahanan negara mengalami kenaikan dalam RAPBN 2012 sebesar Rp 64,4 triliun. Angka tersebut direncanakan akan kembali naik pada tahun 2013 sebesar Rp 77,7 triliun. Tentunya, secanggih apapun alutsista kalau tanpa didasari sumber daya manusia TNI yang mumpuni tidak ada gunanya. TNI selain meningkatkan kualitas alutsista juga akan meningkatkan profesionalitas prajurit.
Tema HUT ke–67 TNI dalam amanat Panglima TNI yang
dibacakan Komandan Resor Militer 011/Lilawangsa Kolonel Inf A Rachim Siregar
yang diwakili oleh Komandan Detasemen Perbekalan Angkutan, Letkol Cba Abi
Subroto, di lapangan Jenderal Sudirman, Lhokseumawe, Jumat (5/10).
“Profesionalisme TNI tentu tidak dapat bertumpu hanya pada sikap dan jiwa
patriotisme prajurit, tetapi perlu didukung oleh ketersediaan alat dan
perlengkapan serta Alutsista. namun demikian, TNI pun menyadari bahwa
penyediaan Alutsista perlu mempertimbangkan aspek perkiraan ancaman dan kondisi
keuangan Negara. Oleh karena itu, melalui keputusan
pemerintah, telah ditetapkan bahwa pembangunan kekuatan TNI, diarahkan kepada
pembangunan minimum essential force atau
kekuatan pokok minimum yang dipandang memenuhi standar minimal untuk menuaikan
tugas pokok TNI,” tegas Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E.
Saat berpidato di Peringatan HUT TNI ke-67 di
Lapangan Terbang Halim Perdana Kusumah Jakarta Timur, SBY memberi amanat “diharapkan TNI ke depan agar lebih meningkatkan kinerja dan
kualitas pengabdian di masa-masa yang akan datang. Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono menyoroti peran Tentara Nasional Indonesia yang sudah berusia
67 tahun. SBY berpesan TNI jangan mudah melancarkan peperangan kepada negara
lain. Kata SBY, TNI harus mengutamakan diplomasi dalam melindungi kedaulatan
negara. Sebab Indonesia memiliki semboyan, Indonesia cinta damai, tetapi lebih
cinta kemerdekaan. Kini dan ke depan, SBY menegaskan kembali NKRI harga mati. Namun
harus dipahami, banyak pilihan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara
kita. Ingat perang adalah jalan terakhir, jika tidak ada cara lain. Kita tidak
boleh menjadi bangsa yang terlalu mudah dan gemar untuk melancarkan peperangan.
SBY melanjutkan, negara sudah memberikan postur anggaran yang tinggi kepada TNI. Bahkan di 2012 ini anggaran TNI terus naik. Itu untuk mempercepat modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Sama sekali tidak ada niat kita untuk menggelorakan perlombaan persenjataan di kawasan ini. Tidak pula ada niat kita untuk menjadi sebuah bangsa yang agresif secara militer. Dalam setiap kesempatan, saya menekankan bahwa politik luar negeri kita senantiasa dibimbing oleh kehendak untuk memperbanyak sahabat dan meniadakan musuh atau millions friends, zero enemy. SBY melihat peran Indonesia di kancah internasional, terutama TNI sudah sangat besar. Tujuannya untuk tercipta perdamaian, keamanan, dan ketertiban dunia. Salah satunya, jika ada perselisihan selalu disesaikan dengan cara diplomasi dan menghindari penggunaan kekuatan militer. "Misalnya, untuk mereduksi eskalasi ketegangan di kawasan akibat sengketa perbatasan, kita memfasilitasi dialog sesama negara ASEAN, serta mendorong penyusunan tata perilaku atau Code of Conduct di Laut Cina Selatan," papar SBY.
SBY melanjutkan, negara sudah memberikan postur anggaran yang tinggi kepada TNI. Bahkan di 2012 ini anggaran TNI terus naik. Itu untuk mempercepat modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Sama sekali tidak ada niat kita untuk menggelorakan perlombaan persenjataan di kawasan ini. Tidak pula ada niat kita untuk menjadi sebuah bangsa yang agresif secara militer. Dalam setiap kesempatan, saya menekankan bahwa politik luar negeri kita senantiasa dibimbing oleh kehendak untuk memperbanyak sahabat dan meniadakan musuh atau millions friends, zero enemy. SBY melihat peran Indonesia di kancah internasional, terutama TNI sudah sangat besar. Tujuannya untuk tercipta perdamaian, keamanan, dan ketertiban dunia. Salah satunya, jika ada perselisihan selalu disesaikan dengan cara diplomasi dan menghindari penggunaan kekuatan militer. "Misalnya, untuk mereduksi eskalasi ketegangan di kawasan akibat sengketa perbatasan, kita memfasilitasi dialog sesama negara ASEAN, serta mendorong penyusunan tata perilaku atau Code of Conduct di Laut Cina Selatan," papar SBY.
Usia Tentara Nasional Indonesia sudah menginjak
ke-67 tahun. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun memberikan sejumlah amanat
untuk para tentara. SBY mengatakan sudah saatnya TNI mereformasi diri agar
lebih professional dengan benar-benar menjalankan tugasnya, melindungi rakyat
dan kedaulatan Negara. Selain itu cara pandang TNI pun harus mempunyai cara
cerdas dalam melindungi Indonesia dari ancaman asing. Namun harus dipahami, banyak pilihan untuk menjaga
dan melindungi kedaulatan negara kita. Ingat perang adalah jalan terakhir, jika
tidak ada cara lain. Kita tidak boleh menjadi bangsa yang terlalu mudah dan
gemar untuk melancarkan peperangan. Dulu kita memiliki semboyan, Indonesia
cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Kini dan ke depan, kita kembali
menegaskan bahwa bangsa Indonesia cita damai, tetapi NKRI harga mati, kata SBY.
Selain itu dalam hal pengukuran kekuatan militer,
kata SBY sudah saatnya TNI mempunyai alat perang atau alutsista baru. Sebab
alutsista Indonesia sudah berusia puluhan tahun. Maka itu TNI diberikan dana
lebih untuk belanja alutsista dari APBN. Di tahun 2013 saja TNI mendapatkan
jatah belanja Rp 77 triliun. Hanya saja, SBY mengingatkan agar anggaran
pembelian alutsista tidak dikorupsi Kementerian Pertahanan dan TNI. SBY juga
melarang pembaruan alutsista digunakan untuk ajang pamer kekuatan terhadap
negara lain.
Tidak pula ada niat kita untuk menjadi sebuah bangsa
yang agresif secara militer. Dalam setiap kesempatan, saya menekankan bahwa
politik luar negeri kita senantiasa dibimbing oleh kehendak untuk memperbanyak
sahabat dan meniadakan musuh; atau millions friends, zero enemy, lanjutnya.
Alutsista baru yang akan didapatkan TNI di antaranya
TNI AD mendapatkan 2 Batalyon Tank Tempur Utama, Kendaraan Tempur Panser Canon,
Meriam Artileri Medan dan Pertahanan Udara sampai dengan Kaliber 155 mm, Roket
Multi Laras Taktis dan Strategis, Peluru Kendali Pertahanan Udara, serta
sejumlah Helikop-ter Serang dan Helikopter Serbu.
Di jajaran TNI AL antara lain akan segera hadir
Kapal Perang Korvet Klas Sigma, Kapal Selam Diesel Elektrik, Kapal Cepat Rudal,
Kapal Perusak Kawal Rudal, Kapal Multi Peran Fregat, Kapal Layar Latih, Pesawat
Patroli Maritim, Helikopter Anti Kapal Selam, Tank dan Panser Amphibi, serta
Roket Multi Laras Taktis, papar Ketua Pembina Partai Demokrat itu.
Sementara TNI AU akan mendapatkan pesawat angkut
sedang CN 295, pesawat latih, Helikopter Full Combat SAR, sejumlah pesawat
Angkut Hercules C130 H, pesawat tempur Super Tucano, Sukhoi-27 MK-2, Pesawat Tempur
T50, serta 24 unit pesawat tempur F-16. Teruslah berlatih agar setiap saat
kalian senantiasa siap mengemban tugas Negara, serta menjadi benteng dan
andalan utama bangsa dalam memperjuangkan kepentingan nasional kita, serunya.
SBY juga mempunyai janji kepada tentara dengan
membangun banyak rumah khusus prajurit dalam kurun waktu 2 tahun mendatang.
Anggarannya pun sudah disiapkan. Dalam pelaksanaannya, saya minta Menteri
Pertahanan, Panglima TNI dan para Kepala Staf Angkatan dapat bersinergi dan
bekerja sama untuk mewujudkannya. Libatkan pula Satuan Zeni dalam pembangunan
perumahan prajurit tersebut, agar lebih cepat dan lebih efesien dengan tetap
menjaga kualitas bangunan, ujarnya.
Di akhir pidatonya SBY menyampaikan 3 kabar gembira.
Jumat ini telah ditandatangani dua Undang-undang penting. Pertama, UU tentang
Veteran. UU ini sebagai penghargaan, penghormatan, dan kecintaan negara kepada
para Veteran RI yang telah berjuang membela dan mempertahankan kedaulatan NKRI.
Kedua, UU tentang Industri Pertahanan, dimaksudkan untuk memberikan landasan
hukum dan upaya percepatan terwujudnya industri perta-hanan nasional yang makin
maju, lanjutnya. Mengakhiri amanat dari SBY, saya instruksikan
kembali kepada segenap jajaran TNI, untuk terus meningkatkan postur dan daya
tempur, meningkatkan kinerja operasi militer, baik untuk tugas-tugas pertahanan
maupun non pertahanan. Pelihara hasil-hasil Reformasi internal TNI, dan
teruslah berkon-tribusi untuk pembangunan bangsa menuju Indonesia yang makin
maju dan sejahtera, sesuai dengan peran, fungsi dan tugas yang diberikan oleh
negara.
Dirgahayu HUT TNI KE-67 "Dilandasi
Profesionalisme, Semangat Juang dan Soliditas TNI Bersama Segenap Komponen
Bangsa Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah NKRI’, juga merupakan janji
setia TNI kepada Ibu Pertiwi dan segenap lapisan rakyat dan Bangsa Indonesia.
ol