Laman

Sabtu, 06 Oktober 2012

HUT TNI KE- 67




Tentara Nasional Indonesia (TNI) lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang berambisi untuk menjajah Indonesia kembali melalui kekerasan senjata. TNI merupakan perkembangan organisasi yang berawal dari Badan Keamanan Rakyat (BKR). Selanjutnya pada tanggal 5 Oktober 1945 menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan untuk memperbaiki susunan yang sesuai dengan dasar militer international, dirubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

Dalam perkembangan selanjutnya usaha pemerintah untuk menyempurnakan tentara kebangsaan terus berjalan, seraya bertempur dan berjuang untuk tegaknya kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. Untuk mempersatukan dua kekuatan bersenjata yaitu TRI sebagai tentara regular dan badan-badan perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden mengesyahkan dengan resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Upaya menyatukan organisasi angkatan perang dan Kepolisian Negara menjadi organisasi Angkatan Bersenjata Republika Indonesia (ABRI) pada tahun 1962 merupakan bagian yang penting dari sejarah TNI pada dekade tahun enampuluhan.
Menyatunya kekuatan Angkatan Bersenjata di bawah satu komando, diharapkan dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya, serta tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan kelompok politik tertentu. Namun hal tersebut menghadapi berbagai tantangan, terutama dari Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai bagian dari komunisme internasional yang senantiasa gigih berupaya menanamkan pengaruhnya ke dalam tatanan kehidupan bangsa Indonesia termasuk ke dalam tubuh ABRI melalui penyusupan dan pembinaan khusus, serta memanfaatkan pengaruh Presiden/Panglima Tertinggi ABRI untuk kepentingan politiknya.

Peran, Fungsi dan Tugas TNI (dulu ABRI) juga mengalami perubahan sesuai dengan Undang-Undang Nomor: 34 tahun 2004. TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara. TNI sebagai alat pertahanan negara, berfungsi sebagai: penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa, penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud di atas, dan pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.

Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Tugas pokok itu dibagi 2(dua) yaitu: operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang.

5 Oktober 2012 Bandara Halim Perdanakusuma penjagaan diperketat,    mengingat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menjadi inspektur upacara dalam peringatan HUT Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke- 67. Kegiatan HUT ke-67 TNI tahun ini dilaksanakan secara sederhana namun tidak mengurangi kehikmatan hari jadi TNI, dimana di usia yang ke-67 ini profesionalisme TNI dituntut untuk dapat menuntaskan segala tugas dan tanggung jawab yang diembankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bidang Pertahanan Negara. Upacara kali ini diikuti oleh seluruh Angkatan Darat, Laut, dan Udara serta Pegawai Negeri Sipil TNI wilayah Lhokseumawe.

HUT TNI ke-67 diwarnai aksi sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista baru). Gladi bersih sudah dimulai sejak pukul 08.00 WIB, dibuka dengan devile dari ribuan pasukan TNI. Berbagai macam Alutsista TNI juga dipamerkan dalam gladi bersih tersebut. Di antaranya pesawat TNI AU Super Tucano yang baru dibeli dari Brazil, serta berbagai jenis tank.  Dalam gladi bersih tersebut, atraksi dari tim dynamic pegasus TNI AU yang paling banyak menyedot perhatian pengunjung. Lima helikopter colibri terbang rendah dan juga melakukan manuver saling berhadapan di langit Halim Perdanakusuma. Atraksi selanjutnya adalah terjun free fall dari gabungan tiga matra. Terjun free fall tersebut dilakukan pada ketinggian 8000 feet. Penerjun wanita juga terlibat dalam aksi ini. Sebanyak 600 pasukan dari Lintas Udara Brigif 17 TNI AD juga melakukan atraksi terjun payung.
 Sedangkan Gladi resik dilakukan pada 3/10/2012, dengan menampilkan pesawat tempur Super Tucano buatan Brazil.  Ribuan personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tiga matra Angkatan Darat, Laut dan Udara terlibat dalam gladi bersih jelang perayaan HUT TNI ke-67 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, alutsista yang ditampilkan relatif baru. Tidak semua alutsista ditampilkan. TNI menampilkan alutsista yang relatif baru yaitu yang dibeli di antara tahun 2010 sampai 2012. Alutsista baru TNI sampai kini belum sepenuhnya dapat mencapai tingkat standar kemampuan penangkalan. Adapun, alutsista baru yang akan unjuk gigi pada  HUT TNI ke-67 adalah pesawat tempur Super Tucano buatan Brazil, Heli EC-120B, Sukhoi, Mi-17, Mi-35 serta Nbell-412. Untuk Leopard tidak dapat ditampilkan karena akan datang pada November nanti.

Ditampilkannya sejumlah alutsista baru merupakan bentuk apresiasi terhadap pemerintah dan DPR yang telah menaikkan anggaran TNI. Naiknya anggaran menunjukkan adanya perhatian lebih dalam peremajaan Alutsista TNI. Secara bertahap, anggaran pertahanan negara mengalami kenaikan dalam RAPBN 2012 sebesar Rp 64,4 triliun. Angka tersebut direncanakan akan kembali naik pada tahun 2013 sebesar Rp 77,7 triliun. Tentunya, secanggih apapun alutsista kalau tanpa didasari sumber daya manusia TNI yang mumpuni tidak ada gunanya. TNI selain meningkatkan kualitas alutsista juga akan meningkatkan profesionalitas prajurit.

Tema HUT ke–67 TNI dalam amanat Panglima TNI yang dibacakan Komandan Resor Militer 011/Lilawangsa Kolonel Inf A Rachim Siregar yang diwakili oleh Komandan Detasemen Perbekalan Angkutan, Letkol Cba Abi Subroto, di lapangan Jenderal Sudirman, Lhokseumawe, Jumat (5/10). “Profesionalisme TNI tentu tidak dapat bertumpu hanya pada sikap dan jiwa patriotisme prajurit, tetapi perlu didukung oleh ketersediaan alat dan perlengkapan serta Alutsista. namun demikian, TNI pun menyadari bahwa penyediaan Alutsista perlu mempertimbangkan aspek perkiraan ancaman dan kondisi keuangan Negara. Oleh karena itu, melalui keputusan pemerintah, telah ditetapkan bahwa pembangunan kekuatan TNI, diarahkan kepada pembangunan minimum essential force atau kekuatan pokok minimum yang dipandang memenuhi standar minimal untuk menuaikan tugas pokok TNI,” tegas Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E.

Saat berpidato di Peringatan HUT TNI ke-67 di Lapangan Terbang Halim Perdana Kusumah Jakarta Timur, SBY memberi amanat “diharapkan TNI ke depan agar lebih meningkatkan kinerja dan kualitas pengabdian di masa-masa yang akan datang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyoroti peran Tentara Nasional Indonesia yang sudah berusia 67 tahun. SBY berpesan TNI jangan mudah melancarkan peperangan kepada negara lain. Kata SBY, TNI harus mengutamakan diplomasi dalam melindungi kedaulatan negara. Sebab Indonesia memiliki semboyan, Indonesia cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Kini dan ke depan, SBY menegaskan kembali NKRI harga mati. Namun harus dipahami, banyak pilihan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara kita. Ingat perang adalah jalan terakhir, jika tidak ada cara lain. Kita tidak boleh menjadi bangsa yang terlalu mudah dan gemar untuk melancarkan peperangan.

SBY melanjutkan, negara sudah memberikan postur anggaran yang tinggi kepada TNI. Bahkan di 2012 ini anggaran TNI terus naik. Itu untuk mempercepat modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Sama sekali tidak ada niat kita untuk menggelorakan perlombaan persenjataan di kawasan ini. Tidak pula ada niat kita untuk menjadi sebuah bangsa yang agresif secara militer. Dalam setiap kesempatan, saya menekankan bahwa politik luar negeri kita senantiasa dibimbing oleh kehendak untuk memperbanyak sahabat dan meniadakan musuh atau millions friends, zero enemy. SBY melihat peran Indonesia di kancah internasional, terutama TNI sudah sangat besar. Tujuannya untuk tercipta perdamaian, keamanan, dan ketertiban dunia. Salah satunya, jika ada perselisihan selalu disesaikan dengan cara diplomasi dan menghindari penggunaan kekuatan militer. "Misalnya, untuk mereduksi eskalasi ketegangan di kawasan akibat sengketa perbatasan, kita memfasilitasi dialog sesama negara ASEAN, serta mendorong penyusunan tata perilaku atau Code of Conduct di Laut Cina Selatan," papar SBY.

Usia Tentara Nasional Indonesia sudah menginjak ke-67 tahun. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun memberikan sejumlah amanat untuk para tentara. SBY mengatakan sudah saatnya TNI mereformasi diri agar lebih professional dengan benar-benar menjalankan tugasnya, melindungi rakyat dan kedaulatan Negara. Selain itu cara pandang TNI pun harus mempunyai cara cerdas dalam melindungi Indonesia dari ancaman asing. Namun harus dipahami, banyak pilihan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara kita. Ingat perang adalah jalan terakhir, jika tidak ada cara lain. Kita tidak boleh menjadi bangsa yang terlalu mudah dan gemar untuk melancarkan peperangan. Dulu kita memiliki semboyan, Indonesia cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Kini dan ke depan, kita kembali menegaskan bahwa bangsa Indonesia cita damai, tetapi NKRI harga mati, kata SBY.

Selain itu dalam hal pengukuran kekuatan militer, kata SBY sudah saatnya TNI mempunyai alat perang atau alutsista baru. Sebab alutsista Indonesia sudah berusia puluhan tahun. Maka itu TNI diberikan dana lebih untuk belanja alutsista dari APBN. Di tahun 2013 saja TNI mendapatkan jatah belanja Rp 77 triliun. Hanya saja, SBY mengingatkan agar anggaran pembelian alutsista tidak dikorupsi Kementerian Pertahanan dan TNI. SBY juga melarang pembaruan alutsista digunakan untuk ajang pamer kekuatan terhadap negara lain.
Tidak pula ada niat kita untuk menjadi sebuah bangsa yang agresif secara militer. Dalam setiap kesempatan, saya menekankan bahwa politik luar negeri kita senantiasa dibimbing oleh kehendak untuk memperbanyak sahabat dan meniadakan musuh; atau millions friends, zero enemy, lanjutnya.
Alutsista baru yang akan didapatkan TNI di antaranya TNI AD mendapatkan 2 Batalyon Tank Tempur Utama, Kendaraan Tempur Panser Canon, Meriam Artileri Medan dan Pertahanan Udara sampai dengan Kaliber 155 mm, Roket Multi Laras Taktis dan Strategis, Peluru Kendali Pertahanan Udara, serta sejumlah Helikop-ter Serang dan Helikopter Serbu.

Di jajaran TNI AL antara lain akan segera hadir Kapal Perang Korvet Klas Sigma, Kapal Selam Diesel Elektrik, Kapal Cepat Rudal, Kapal Perusak Kawal Rudal, Kapal Multi Peran Fregat, Kapal Layar Latih, Pesawat Patroli Maritim, Helikopter Anti Kapal Selam, Tank dan Panser Amphibi, serta Roket Multi Laras Taktis, papar Ketua Pembina Partai Demokrat itu.

Sementara TNI AU akan mendapatkan pesawat angkut sedang CN 295, pesawat latih, Helikopter Full Combat SAR, sejumlah pesawat Angkut Hercules C130 H, pesawat tempur Super Tucano, Sukhoi-27 MK-2, Pesawat Tempur T50, serta 24 unit pesawat tempur F-16. Teruslah berlatih agar setiap saat kalian senantiasa siap mengemban tugas Negara, serta menjadi benteng dan andalan utama bangsa dalam memperjuangkan kepentingan nasional kita, serunya.

SBY juga mempunyai janji kepada tentara dengan membangun banyak rumah khusus prajurit dalam kurun waktu 2 tahun mendatang. Anggarannya pun sudah disiapkan. Dalam pelaksanaannya, saya minta Menteri Pertahanan, Panglima TNI dan para Kepala Staf Angkatan dapat bersinergi dan bekerja sama untuk mewujudkannya. Libatkan pula Satuan Zeni dalam pembangunan perumahan prajurit tersebut, agar lebih cepat dan lebih efesien dengan tetap menjaga kualitas bangunan, ujarnya.

Di akhir pidatonya SBY menyampaikan 3 kabar gembira. Jumat ini telah ditandatangani dua Undang-undang penting. Pertama, UU tentang Veteran. UU ini sebagai penghargaan, penghormatan, dan kecintaan negara kepada para Veteran RI yang telah berjuang membela dan mempertahankan kedaulatan NKRI. Kedua, UU tentang Industri Pertahanan, dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum dan upaya percepatan terwujudnya industri perta-hanan nasional yang makin maju, lanjutnya. Mengakhiri amanat dari SBY, saya instruksikan kembali kepada segenap jajaran TNI, untuk terus meningkatkan postur dan daya tempur, meningkatkan kinerja operasi militer, baik untuk tugas-tugas pertahanan maupun non pertahanan. Pelihara hasil-hasil Reformasi internal TNI, dan teruslah berkon-tribusi untuk pembangunan bangsa menuju Indonesia yang makin maju dan sejahtera, sesuai dengan peran, fungsi dan tugas yang diberikan oleh negara.

Dirgahayu HUT TNI KE-67 "Dilandasi Profesionalisme, Semangat Juang dan Soliditas TNI Bersama Segenap Komponen Bangsa Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah NKRI’, juga merupakan janji setia TNI kepada Ibu Pertiwi dan segenap lapisan rakyat dan Bangsa Indonesia.

ol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar